Tadabbur: Sholat Jama'ah kita, ada apa?


Mari berpikir...
Teman, pernahkah kita coba melihat dan berpikir, berapa penduduk dunia saat ini? Jika kita mencari lewat google dengan key: "Jumlah penduduk dunia", maka kita temukan 6.973.738.433 jiwa berdasarkan data tahun 2011. Jumlah yang sangat besar bukan?
Mari kita berpikir, diantara sekitar 7 miliar jiwa manusia yang tinggal di dunia ini, berapakah diantara mereka yang beragama Islam? Oke, kita menemukan 23% atau 1,6 miliar jiwa manusia di dunia ini adalah Muslim. Jumlah yang cukup banyak.
Setelah kita melihat dunia ini, dan Islam, mari kita berpikir lebih jauh lagi, berapa diantara 1,6 miliar Muslim diatas yang sadar dan melaksanakan sholat? Oke, kita anggap 800 juta umat Muslim didunia sadar dan melaksanakan sholat.
Dari 800 juta Muslim yang melaksanakan sholat, berapakah diantara mereka yang ber-jama'ah dalam sholat nya? Kita akan dapati, mungkin hanya 300 juta yang melaksanakannya, itupun mungkin hanya pada hari-hari tertentu.
Dari 300 juta Muslim yang melaksanakan sholat ber-jama'ah, berapakah dari antara mereka yang tetap konsisten dengan sholah jama'ah-nya? Kita coba kerucutkan, kita ambil setengah dari yang melaksanakannya, 100 juta jiwa.
Dari 100 juta jiwa Muslim yang konsisten dengan sholat jam'ah-nya, berapakah dari antara mereka yang khusyuk? Karena hal ini mungkin sangat relatif, maka kita coba ambil 10 juta jiwa diantara mereka yang khusyuk dalam sholat-nya.
Dari  juta jiwa umat Muslim yang khusyuk, berapakah diantara mereka yang mampu mengambil sebuah pelajaran, hikmah dan manfaat dari sholat ber-jamaah mereka? Tentu lebih sedikit lagi.

Mari kita ambil pelajaran dari hal diatas. Sholat berjama'ah kita, memiliki jutaan hikmah yang berkaitan dengan hidup kita sehari-hari, bahkan dalam kita bekerja atau ber-Organisasi.
Cobalah kita lihat sholat ber-jamaah kita lewat sebuah prespektif atau sudut pandang yang berbeda, yaitu dengan sudut pandang organisasi dan kemiliteran. Di dalam militer, kita akan melihat unsur-unsur yang tidak boleh hilang. Apakah itu? Jawabannya adalah Prajurit atau Jundi dan Panglima atau Qiyadah. Kedua unsur ini selalu ada dimanapun dalam organisasi dan kemiliteran. Unsur kedua adalah, sebuah unsur yang berkaitan dengan unsur diatas yaitu, Ketaatan.
Jika kita mau melihat kedua unsur pokok ini, keduanya sudah ada dalam sholat ber-jama'ah. Imam(Qiyadah) dan Makmum(Jundi), semuanya diatur dalam sebuah irama, irama Ketaatan tanpa sedikitpun ada penolakan. Sang imam memberikan ketaatan kepada Rabb-nya, sementara makmum memberikan ketaatan kepada imamnya. Ini adalah unsur kunci yang tidak boleh hilang dalam sholat, juga dalam Organisasi dan kemiliteran, unsur yang menghasilkan harmoni, dan juga ketenangan.
Mari kita melihat, apa yang menyebabkan Umat Muslimin mengalami 'kekalahan' dalam perang uhud? Jelas, karena Umat Muslim ketika itu kehilangan satu unsur yaitu, unsur ketaatan. Sekarang, kita melihat kondisi Umat Muslim saat ini, apa yang menyebabkan Umat Muslim saat ini menjadi seakan-akan lemah dan tertindas? Jelas, karena kita kehilangan salah satu dari unsur itu, ketidak jelasan siapa pemimpin saat ini, dan shaff dari 'makmum' atau Umat Muslim yang tidak juga rapat, menjadi kunci kegagalan.

Subhanallah, kunci dari suatu kelompok Militer, Organisasi, hingga salah satu dari penyelesaian problema Umat, semua sudah ada dalam satu perbuatan yang insyaAllah senantiasa kita ulang dalam hidup kita yaitu, Sholat ber-jama'ah.
Inilah mengapa Rasulullah SAW. mengatakan: "Shalat jamaah lebih utama 27 kali dibanding sholat sendiri".

Sekian, semoga meng-inspirasi...

Komentar

Postingan Populer