Tiga Model Pemuda Besar Dalam Al-Qur'an

Pernahkah teman membaca surat Al-Kahfi, Yusuf dan Al-Buruj? Sudahkah teman membaca terjemahan dan tafsir nya? Jika sudah, maka kita akan mendapati sesuatu yang besar, sesuatu yang hebat dan mengagumkan dari isi kandungannya.
Ketiga surat diatas memiliki suatu keterangan yang sama dalam sebagian ayatnya yaitu, sebuah kisah, dan kisah yang dikisahkan Allah melalui ketiga surat diatas bukanlah kisah sembarangan, melainkan sebuah kisah tentang hidup para pemuda besar terdahulu.
Kita bersama mengetahui bahwa, surat Al-Kahfi menceritakan tentang sekelompok pemuda yang mendiami suatu gua(Ashabul Kahfi), melarikan diri dari penguasa yang zalim. Surat Yusuf menceritakan petualangan Nabi Yusuf a.s yang luar biasa, dari seorang budak hingga menjadi seorang raja, sementara surat Al-Buruj menceritakan tentang seorang pemuda yang teguh dan sabar melawan raja yang zalim.
Berpikir sejenak, kita akan menemukan banyak sekali kaitan-kaitan, ulangan-ulangan, sekaligus kesamaan-kesamaan dari ketiga kisah diatas yaitu, tentang keberanian seorang pemuda.

Mari bersama-sama kita review sedikit tentang kisah Ashabul Kahfi, yaitu kisah pemuda-pemuda yang dalam kitab qishashul anbiyaa' Ibnu Katsir disebutkan, pemuda-pemuda tersebut adalah seorang penasehat raja, seorang menteri, sekaligus seorang yang pandai dalam segala hal. Mereka berusaha mencari kebenaran. Mereka mencari Tuhan semesta alam dengan berpikir keras, mencari lewat ayat-ayat-Nya yang tertera di alam. Sampai suatu saat mereka mendapat hidayah, dan sepakat untuk meninggalkan agama nenek moyang mereka, sekaligus berpindah kepada keyakinan baru mereka, yaitu beriman kepada Allah SWT. Akibat keimanan mereka, mereka lari dan bersembunyi ke suatu gua akibat kejaran raja yang zalim yang ingin membunuh mereka, Diqyanius, hingga Allah menidurkan mereka selama 309 tahun.

Review kisah kedua, Nabi Yusuf a.s. Kisah Nabi Yusuf sudah sangat populer. Petualangan Nabi Yusuf as. sejak dibuang oleh saudara-saudaranya hingga menjadi seorang raja. Namun, diantara proses perjalanannya Nabi Yusuf as. mengalami suatu peristiwa hebat yaitu, menghadapi godaan Zulaikha-istri raja saat itu-yang ingin menjerumuskannya kedalam jurang maksiat. Namun atas pertolongan Allah, Nabi Yusuf berhasil mengatasi godaan itu.

Review kisah ketiga, kisah seorang pemuda dari Ashabul Uhdud. Pemuda yang oleh Allah diberikan ilmu dan hidayah melalui pencarian yang panjang dengan seorang rahib dan penyihir. Ia berani menyuarakan dirinya menolak dan melawan seorang raja, pada kondisi ditengah masyarakat yang pada saat itu meng-hamba atau menyembah kepada raja mereka yang zalim. Akibatnya, raja berusaha untuk membunuh pemuda itu, namun atas kehendak Allah, pemuda itu diselamatkan.

Apa kesamaan ketiga kisah diatas? Apa hubungannya? Apa hubungan dan persamaan ketiga kisah diatas sehingga Allah mencantumkan nya kepada kitab Al-Qur'an, yang terjaga ribuan tahun lamanya hingga kini?
Kesamaan ketiga kisah tersebut adalah, kepribadian dan komitmen seorang pemuda. Mereka semua mengalami suatu fase yang sama yaitu, fase pencarian kepribadian. Mereka menemukan siapa sejatinya diri mereka dan siapa Rabb mereka melalui pencarian itu. Setelah mereka berhasil melewati fase ini, maka Allah meningkatkan kemuliaan mereka dengan satu fase yaitu, fase ujian dan komitmen.
Fase ujian dan komitmen adalah fase terberat. Ashabul Kahfi diuji keimanan dan kepribadian mereka dengan seorang raja. Bisa saja para pemuda Kahfi tersebut murtad atau berkhianat, namun mereka memilih untuk tetap konsisten dan berkomitmen terhadap iman nya. Begitu juga Nabi Yusuf as. ketika mendapat godaan yang luar biasa dari Zulaikha, Nabi Yusuf bisa saja terjerumus, namun pada saat itu Nabi Yusuf memilih untuk menahan diri dan berkomitmen terhadap keimanannya. Selanjutnya sama, begitu juga dengan pemuda Ashabul Uhdud, ia tetap berkomitmen kepada keimanannya, berpegang teguh atas kepribadiannya sehingga ia mati.

Ini adalah tantangan dari realita saat ini, dimana para pemuda banyak kehilangan identitas kepribadiannya. Banyak pemuda tidak kenal dengan Rabb-nya. Banyak pemuda tidak berkomitmen untuk menjaga agamanya, bahkan menjaga dirinya sendiri.
Oleh karena itu, pemuda harus dapat menjawab tantangan, pemuda harus dapat kembali kepada fitrah nya yaitu, sebagai tulang punggung peradaban. Pemuda harus kembali mengejar hak-nya, sebagai mata rantai sejarah. Sejarah tidak mencatat pemuda-pemuda malas dan tidak memiliki kepribadian. Sejarah mencatat Saladin, Napoleon Bonaparte, Sultan Muhammad sang penakhluk, dan tokoh-tokoh muda lainnya sebagai seorang yang bekerja keras dan memiliki kepribadian yang jelas, serta komitmen yang kuat. Inilah mengapa Allah mencantumkan ketiga model pemuda agung ini didalam kitab yang terjaga, agar menjadi pelajaran bagi kita. Sekian.

Sekian, semoga meng-inspirasi...

Komentar

Postingan Populer